nasional

JAKARTA, Kompas.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas mengungkapkan, tindak pidana korupsi di Indonesia berkembang semakin masif. Korbannya pun, semakin bertambah. Jika tidak diberantas secara sistemik, korupsi berpotensi merusak budaya bangsa.
"Korupsi semakin masif, korbannya semakin masif, sehingga dapat melukai budaya bangsa, dan korupsi merusak budaya," kata Busyro dalam acara memperingati hari Antikorupsi Internasional yang jatuh hari ini, Jumat (9/12/2011),  di Jakarta.
Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar kampanye bertema "Berani Jujur, Hebat!" dalam rangka memperingati hari Antikorupsi Internasional. Menurut Busyro, tema yang diusung KPK dalam memperingati hari Antikorupsi Internasional kali ini menekankan pada pencegahan korupsi yang lebih sistemik.
"Semua aparat penegak hukum dan pemerintah tidak bisa bekerja tanpa bersinergi dengan yang lain," katanya.
Kampanye "Hari Antikorupsi 2011: Berani Jujur, Hebat!" digelar mulai 7 Desember hingga 22 Desember. Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Polri, Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretariat Wakil Presiden, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kejaksaan Agung, dan United Nations Office on Drug and Crime (UNODC) serta lembaga swadaya masyarakat seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), dan Transparansi Internasional Indonesia.
Kegiatan ini sengaja melibatkan banyak pihak mengingat perlawanan terhadap korupsi juga harus melibatkan banyak orang. Kampanye ini digelar melalui sejumlah acara di beberapa kota. Di Jakarta, misalnya, kampanye digelar dalam bentuk Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi, Ekspresi Seni Budaya Antikorupsi, Festival Seni dan Musik Suara Pemuda Antikorupsi.
Di Padang digelar Kampanye Musik Antikorupsi. Sementara, acara roadshow ke sekolah-sekolah dilangsungkan di tujuh kota yaitu Bandung, Cirebon, Batang, Brebes Semarang, Solo dan Yogyakarta.

Entri Populer

mp3