okezone TEHERAN - Angkatan Laut Iran akan menggelar latihan militer selama 10 hari di Teluk Persia guna mewaspadai adanya serangan militer dari Israel.
Pejabat militer Iran, Laksamana Amir Habibollah Sayari mengatakan, latihan itu akan dimulai pada Sabtu mendatang di Laut Oman yang terletak di sebelah timur Selat Hormuz. Demikian seperti diberitakan Deutsche Presse, Kamis (22/12/2011).
Belakangan ini, militer Iran tampak memperkuat dan mempersiapkan dirinya seiring dengan adanya rencana serangan militer yang digembar-gemborkan oleh Israel. Ditambah lagi dengan pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta tentang tindakan ke Iran.
Panetta menilai, bila laporan intelijen tentang pembuatan bom nuklir Iran berhasil didapatkan, AS akan melakukan "apa saja" untuk menghentikan Iran.
Meski adanya ketegangan antara Iran dan AS serta Israel, Iran tak berniat untuk menutup Selat Hormuz yang menjadi jalur distribusi migas ke Barat. Pada pekan lalu, anggota Parlemen Iran sempat merencanakan penutupan jalur distribusi migas itu dan segera menggelar latihan militer.
Rencana penutupan Selat Hormuz juga sudah ditampik oleh Kementerian Luar Negeri Iran. Menurut Iran, perdamaian sangatlah penting untuk menjaga kestabilan di wilayah. Iran juga tidak ingin adanya eskalasi ketegangan di wilayahnya.(rhs)
umpeun nek.com
Kamis, 22 Desember 2011
Jumat, 09 Desember 2011
Kapal Perang Rusia Bergerak ke Teluk Aden
Add caption |
Kapal Admiral Tributs adalah kapal perusak kelas Udaloy yang menjadi bagian Armada Pasifik Rusia. Kapal tersebut meninggalkan pangkalannya di Vladivostok, didampingi sebuah kapal tanker Pechenega dan satu kapal tunda penyelamat, sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Kapal yang dilengkapi dua helikopter itu akan menggantikan tugas kapal Admiral Panteleyev yang sudah lebih dulu berada di Teluk Aden. Admiral Tributs sendiri sudah pernah bertugas untuk misi serupa pada tahun 2009.
Rusia berperan aktif dalam operasi antibajak laut ini sejak 2008, dan kapal-kapal perangnya sudah mengawal tak kurang dari 120 kapal dagang yang melintasi perairan rawan perompak di lepas pantai Somalia.
Pergerakan kapal-kapal AL Rusia sangat sibuk akhir-akhir ini. Selain perjalanan Admiral Tributs ke Teluk Aden, tak kurang dari sembilan kapal perang lain dari Armada Laut Hitam, Armada Baltik, dan Armada Utara Rusia sedang bergerak menuju Laut Tengah. Mereka secara resmi disebutkan akan menjalani latihan rutin musim dingin, tetapi ada sinyalemen konvoi kapal perang ini akan menuju Suriah, sekutu Rusia yang sedang berada dalam tekanan dunia internasional.
Myanmar Tegaskan Tak Ada MoU Nuklir Korut
NAYPYIDAW - Myanmar menolak tuduhan telah bekerja sama dengan Korea Utara terkait isu senjata nuklir.
Bantahan ini adalah yang pertama kali muncul menanggapi spekulasi bahwa dua negara yang dikucilkan oleh dunia internasional tersebut melakukan kerja sama untuk membangun senjata nuklir.
Bantahan tersebut dilontarkan setelah kunjungan bersejarah, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Myanmar seminggu lalu.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat tinggi secara terbuka mengomentari masalah ini.
Ketua Hluttaw Pyithu, majelis rendah Parlemen Burma, Thura Shwe Mann, mengatakan selama kunjungannya ke Korea Utara pihaknya hanya menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama angkatan bersenjata kedua negara, bukan kerja sama nuklir seperti yang dituduhkan. Demikian diberitakan Reuters, Sabtu (10/12/2011).
"Kami mempelajari sistem pertahanan udara mereka, pabrik-pabrik senjata, pesawat dan kapal. Angkatan bersenjata mereka cukup tangguh jadi kami setuju untuk bekerja sama dengan mereka jika diperlukan," tambah Shwe Mann.
Selama kunjungan singkatnya di Myanmar, Hillary Clinton mendesak pemimpin baru Myanmar untuk mengakhiri hubungan rahasia dengan Korea Utara yang telah dikecam dunia internasional akibat pembangunan instalasi nuklir.
Bantahan ini adalah yang pertama kali muncul menanggapi spekulasi bahwa dua negara yang dikucilkan oleh dunia internasional tersebut melakukan kerja sama untuk membangun senjata nuklir.
Bantahan tersebut dilontarkan setelah kunjungan bersejarah, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Myanmar seminggu lalu.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat tinggi secara terbuka mengomentari masalah ini.
Ketua Hluttaw Pyithu, majelis rendah Parlemen Burma, Thura Shwe Mann, mengatakan selama kunjungannya ke Korea Utara pihaknya hanya menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama angkatan bersenjata kedua negara, bukan kerja sama nuklir seperti yang dituduhkan. Demikian diberitakan Reuters, Sabtu (10/12/2011).
"Kami mempelajari sistem pertahanan udara mereka, pabrik-pabrik senjata, pesawat dan kapal. Angkatan bersenjata mereka cukup tangguh jadi kami setuju untuk bekerja sama dengan mereka jika diperlukan," tambah Shwe Mann.
Selama kunjungan singkatnya di Myanmar, Hillary Clinton mendesak pemimpin baru Myanmar untuk mengakhiri hubungan rahasia dengan Korea Utara yang telah dikecam dunia internasional akibat pembangunan instalasi nuklir.
Iran Pamerkan Pesawat Mata-mata AS
TEHERAN, Iran dengan bangga membuktikan bahwa mereka memiliki satu pesawat mata-mata tanpa awak, RQ-170 Sentinel, milik Amerika Serikat.
Televisi Iran, Press TV, menayangkan sebuah video berdurasi dua menit yang menunjukkan sejumlah pejabat militer memeriksa pesawat yang sangat dirahasiakan itu, Kamis (8/12/2011). Pesawat sangat canggih itu terlihat utuh. Pesawat itu dipamerkan di bawah bendera Iran.
Pihak AS mengakui mereka kehilangan satu pesawat tak berawak itu dan mengatakan pesawat itu tidak berfungsi dan hilang kendali. RQ-170 Sentinel memiliki rentang sayap 27,43 meter dan tinggi (dengan roda) 1,82 meter.
Namun, Iran mengatakan, militernya berhasil membajak pesawat itu secara elektronik ketika pesawat itu terbang di atas kota Kashmar. Tim dari "unit perang elektronik" itu kemudian mengendalikannya hingga mendarat pada 4 Desember lalu.
Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan kepada media Iran bahwa pesawat itu "masuk dalam perangkap" unit antariksa "yang kemudian berhasil mendaratkannya dengan kerusakan minimum".
Hajizadeh menyatakan, Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu.
Sebelumnya, pihak Pentagon mengatakan kekhawatiran mereka soal kemungkinan mengambil informasi tentang teknologi tersebut.
Media Iran melaporkan, Kamis (8/12/2011), bahwa Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil duta besar Swiss di Teheran untuk menyatakan "protes atas invasi pesawat mata-mata AS ke wilayah udaranya".
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sehingga urusan AS dengan negara itu dijembatani oleh Kedubes Swiss.
Sebuah laporan di New York Times, Kamis (8/12/2011), menyatakan, pesawat mata-mata tak berawak itu merupakan bagian dari program pengamatan untuk memetakan lokasi-lokasi reaktor nuklir Iran.
Televisi Iran, Press TV, menayangkan sebuah video berdurasi dua menit yang menunjukkan sejumlah pejabat militer memeriksa pesawat yang sangat dirahasiakan itu, Kamis (8/12/2011). Pesawat sangat canggih itu terlihat utuh. Pesawat itu dipamerkan di bawah bendera Iran.
Pihak AS mengakui mereka kehilangan satu pesawat tak berawak itu dan mengatakan pesawat itu tidak berfungsi dan hilang kendali. RQ-170 Sentinel memiliki rentang sayap 27,43 meter dan tinggi (dengan roda) 1,82 meter.
Namun, Iran mengatakan, militernya berhasil membajak pesawat itu secara elektronik ketika pesawat itu terbang di atas kota Kashmar. Tim dari "unit perang elektronik" itu kemudian mengendalikannya hingga mendarat pada 4 Desember lalu.
Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan kepada media Iran bahwa pesawat itu "masuk dalam perangkap" unit antariksa "yang kemudian berhasil mendaratkannya dengan kerusakan minimum".
Hajizadeh menyatakan, Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu.
Sebelumnya, pihak Pentagon mengatakan kekhawatiran mereka soal kemungkinan mengambil informasi tentang teknologi tersebut.
Media Iran melaporkan, Kamis (8/12/2011), bahwa Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil duta besar Swiss di Teheran untuk menyatakan "protes atas invasi pesawat mata-mata AS ke wilayah udaranya".
Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sehingga urusan AS dengan negara itu dijembatani oleh Kedubes Swiss.
Sebuah laporan di New York Times, Kamis (8/12/2011), menyatakan, pesawat mata-mata tak berawak itu merupakan bagian dari program pengamatan untuk memetakan lokasi-lokasi reaktor nuklir Iran.
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
okezone TEHERAN - Angkatan Laut Iran akan menggelar latihan militer selama 10 hari di Teluk Persia guna mewaspadai adanya serangan militer d...
-
NAYPYIDAW - Myanmar menolak tuduhan telah bekerja sama dengan Korea Utara terkait isu senjata nuklir. Bantahan ini adalah yang pertama k...
-
TEHERAN, Iran dengan bangga membuktikan bahwa mereka memiliki satu pesawat mata-mata tanpa awak, RQ-170 Sentinel, milik Amerika Serikat....
-
Add caption VLADIVOSTOK, Kapal perusak antikapal selam Admiral Tributs milik Angkatan Laut Rusia diberangkatkan dari pangkalannya di ...